Translate

Senin, 26 Mei 2014

ARTIKEL SOSIAL


MASYARAKAT DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Masyarakat dengan penuh kedinamisan yang ada di dalamnya menjadi daya tarik sendiri untuk dikaji lebih dalam. Di dalam masyarakat banyak terdapat unsur-unsur, budaya, serta interaksi-interaksi yang beraneka ragam. Semuanya merupakan variabel yang saling berhubungan satu sama lain. Kehidupan masyarakat beserta kompleksitas permasalahan yang ada di dalamnya menjadikan masyarakat sebagai obyek kajian atau penelitian berbagai teori-teori sosial yang nantinya juga akan kembali kepada masyarakat itu sendiri. Sehingga perlu adanya pembahasan tentang proses dalam masyarakat guna pemecahan masalah dalam masyarakat.
Proses dalam bermasyarakat merupakan hasil dari interaksi-interaksi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Interaksi-interaksi sosial ini menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat sejak jaman perbudakan sampai revolusi industri hingga sekarang secara mendasar dan menyeluruh telah memperlihatakan pembagian kerja dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka diferensiasi sosial tidak hanya berarti peningkatan perbedaan status secara horizontal maupun vertikal. Hal ini telah menarik para perintis sosiologi awal untuk memperhatikan diferensiasi sosial, yang termasuk juga stratifikasi sosial. Perbedaan yang terlihat di dalam masyarakat ternyata juga memiliki berbagai macam implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Status yang diperoleh kemudian menjadi kunci akses ke segala macam hak-hak istimewa dalam masyarakat yang pada dasarnya hak istimewa tersebut merupakan hasil dari rampasan dan penguasaan secara paksa oleh yang satu terhadap yang lainya, mendominasi dan didominasi, yang pada akhirnya merupakan sumber dari ketidaksamaan di dalam masyarakat.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, kenyataan itu adalah ketidaksamaan. Beberapa pendapat sosiologis  mengatakan dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnya saja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnya kekuasaan: sebagian orang mempunyai kekuasaan, sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau tidak suka inilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yang hanya bisa ditangkap oleh panca indera dan kemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggota masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial.
Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi sosial yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, perlu untuk mempelajari tentang masyarakat, stratifikasi sosial serta bagaimana stratifikasi sosial tersebut dalam masyarakat.
A.    Pengertian Masyarakat
1.      Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2.      Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
3.      Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
4.      J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
5.      Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.



6.      Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

B.     Stratifikasi Sosial
Per definisi, stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya  pembedaan atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya: dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah.  Pembedaan atau pengelompokan ini didasarkan pada adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi,  politik,  hukum,  budaya maupun  dimensi lainnya dalam suatu  kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol  tersebut misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial (komunitas) tersebut. Secara sosiologis jika dilacak ke belakang konsep  stratifikasi sosial memang kalah populer dengan istilah kelas sosial, dimana  istilah  kelas  sosial  pada awalnya  menurut diperkenalkan pertama kali oleh penguasa Romawi Kuno. Pada waktu  itu, istilah kelas sosial digunakan dalam konteks penggolongan masyarakat terhadap para pembayar pajak. Ketika itu ada dua masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya dan miskin.
1.      Pengertian Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat pebedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainnya. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya srtatifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial.
Susunan berlapis-lapisan dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi disebut dengan “sosial stratification” atau stratifikasi Sosial. Kata Stratification berasal dari kata “Stratum”, jamaknya Strata yang berarti “lapisan atau berlapis-lapis”. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa ”Sosial stratification” adalah pembedaan penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkhis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapasan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dan tanggung-jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat.
Menurut Drs. J. B. Mayor menyebutkan bahwa Stratifikasi Sosial adalah sejumlah orang-orang yang statusnya sama menurut penilaian sosial dinamakan suatu ”lapisan” atau stratum, dan gejala bahwasnnya masyarakat tergolong menurut strata disebutnya Stratifikasi. Masyarakat yang berstratifikasi serimg dikiaskan dengan gambar sebuah limas yang berlapisan, karena lapisan bawahan adalah lapisan lebar dan lapisan menjadi lebih sempit keatas.
P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Dalam kamus ilmiah populer kata ”stratifikasi” berarti letak berlapis-lapis; hal menyusun secara bertingkat atau berlapis, lapisan; klasifikasi masyarakat berdasarkan kedudukan tingkat sosial. Jadi bisa disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah (hierarkis).
2.      Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial
Lapisan-lapisan sosial atu stratifikasi sosial dalam masyarakat bersifat:
a)      Closed Sosial Stratification ( Lapisan-lapisan Sosial yang tertutup )
Di dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran (keturunan) dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup dengan jelas di lihat dalam masyarakat India yang berkasta, masyarakat Bali, dan didalam masyarakat feodal serta dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan rasial.
b)      Open Sosial Stratification ( Lapisan-lapisan Sosial yang terbuka)
Di dalam stratifikasi sosial yang bersifat terbuka, sifat individu, anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri (prestasi) untuk naik lapisan atau bagi mereka yang beruntung (tak berprestasi) jatuh dari lapisan yang atas kelapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada sikap anggota masyarakat untuk memperkembangkan kecakapannya/ prestasinya, karena itu sistem tersebut sesuai untuk dijadikan landasan pembangun masyarakat.
c)      Lapisan-lapisan Sosial yang sengaja disusun
Bahwa didalam masyarakat ada lapisan-lapisan sosial yang sengaja disusun atau dibentuk yaitu ada dalam suatu organisasi formil.
3.      Sistem dan Dimensi Stratifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial berpokok pada pertentangan dalam masyarakat. Dengan demikian sistem stratifikasi sosial hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan. Dalam sistem stratifikasi sosial dapat dianalisa dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut:
a)      Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya kekayaan.
b)      Sistem yang diciptakan oleh masyarakat yaitu sebuah prestige (wibawa) dan penghargaan.
c)      Kriteria sistem pertentangan baik yang terjadi pada individu maupun kelompok.
d)     Lambang-lambang kehidupan seperti tingkahlaku hidup, cara berpakaian.
e)      Solidaritas diantara individu maupun kelompok yang terjadi dari interaksi, kesadaran akan kedudukan masing-masing individu maupun kelompok, dan aktifitas.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial: suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu, dan dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai berikut:
a)      Kriteria biologis
                                            i.            Menurut jenis kelaminnya, maka ada laki-laki, perempuan, dan waria
                                          ii.            Menutut umurnya, maka ada anak-anak, remaja, dewasa, dan tua
b)      Kriteria Geografis / Territorial
Dapat digolongkan  atas: masyarakat desa, masyarakat kota (kota kecil, kota madya, dan kota besar)
c)      Kriteria Ekonomis
Yaitu berdasarkan hak milik penduduk, maka terdapat stratifikasi  Sosial dalam tiga kelas, yaitu kelas ekonomi tinggi, menengah, dan rendah
d)     Kriteria Status/Jabatan
Berdasarkan kriteria jabatan terdapatlah lapisan-lapisan:
                                            i.            Golongan Status Sosial Tinggi
                                          ii.            Golongan Status Sosial Menengah
                                        iii.             Golongan Status Sosial Rendah
                                        iv.            Golongan bukan pegawai / pejabat
e)      Kriteria Politis
Dalam kriteria politis, yang utama adalah golongan yang menganut aliran politik, yaitu anggota partai politik dan gerakan masa, yang lain adalah golongan non partai.
Dari golongan partai politik terdapat Strata Sosial :
                                            i.            Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat) berkedudukan di ibu kota negara
                                          ii.            Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah
                                        iii.            Golongan pimpinan Partai tingkat Cabang
Stratifikasi Sosial yang berdasarkan status jabatan/politik, terdapatlah heirrakhi, yakni  urutan tingkatan dari yang paling atas sampai pada yang paling bawah.
Dimensi Stratifikasi Sosial modern terbagi menjadi tiga golongan , yakni golongan tinggi, menengah, dan rendah.
f)       Kriteria Kehormatan
Ukuran kehormatan, terlepas dari ukuran kekayaan / kekuasaan. Orang yang paling disegani karena kelebihannya, dihormati,dan mendapat tempat teratas. Ukuram semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional, pada golongan tua atau orang yang pernah berjasa kepada masyarakat
g)      Kriteria Ilmu Pengetahuan/Pendidikan .
Kriteria atas dasar Pendidikan tedapat Strata Sosial :
                                            i.            Golongan yang berpendidikan tinggi
                                          ii.            Golongan yang berpendidikan menengah
                                        iii.            Golongan yang berpendidikan rendah
h)      Kriteria Agama
Dilihat dari segi agama, dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan yang berdasarkan keagamaan. Misalnya:
                                            i.            Golongan orang Islam dan bukan Islam
Golongan islam dibedakan menjadi golongan islam mendalam dan yang masih dangkal.
Golongan bukan islam dibedakan menjadi golongan penganut budha, hindu, katholik, dan protestan.
                                          ii.            Golongan Atheis, adalah golongan orang-orang yang belum mempunyai sesuatu keyakinan keagamaan, sikap hidupnya kurang menyadari nilai-nilai kemanusiaan atua norma-norma sosial.
i)        Kriteria Marxisme
Terdapat dua macam kelas, yakni kelas borjuis (pemegang kapital) dan kelas buruh proletar (buruh yang hanya bermodal tenaga kerja saja).

C.    Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi dari pada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
1.      Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat,pokok-pokok sebagai berikut dapat dijadikan pedoman :
a)      Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
b)      Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain:
                                            i.            Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya; penghasilan, kekayaan, keselamatan, (kesehatan, laju angka kejahatan) wewenang dan sebagainya.
                                          ii.            Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
                                        iii.            Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang atau kekuasaan.
                                        iv.            Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi
                                          v.            Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan
                                        vi.            Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti;
-          Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya)
-          Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan nilai-nilai
-          Kesadaran akan kedudukan masing-masing
-          Aktivitas sebagai organ kolektif
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a)      Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya: Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b)      Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.
c)      Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
2.      Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
a)      Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang berbeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial
b)      Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
c)      Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
d)     Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial dan manyarakat memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini di sebabkan selama terdapat sesuatu hal yang dianggap bernilai dan berharga maka selama itulah akan timbul  stratifikasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat, dimana hal tersebut mengakibatkan dampak yang buruk pada masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.