MODUL
1
BOTANI
TUMBUHAN RENDAH
“PENDAHULUAN
ALGA”
Dosen
:
Dra.
Roimil Latifa, MSi, MM.
Oleh
:
MOH. FARID MUARROF (III B)
(201310070311084)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Indikator
Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri
alga secara umum.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur
sel alga secara umum.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan cara
perkembangbiakan alga secara umum.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan
klasifikasi dari alga secara umum.
Tujuan
Pembelajaran
- Mahasiswa
mampu mengenal ciri-ciri alga secara umum.
- Mahasiswa
mampu mendiskripsikan struktur sel alga.
- Mahasiswa
mampu memahami cara perkembangbiakan alga.
- Mahasiswa
mampu membedakan klasifikasi dari alga.
Metode
Pembelajaran
Diskusi
kelompok
A. Ciri
Umum Alga
Alga atau
biasa disebut ganggang merupakan anak divisi dari divisi Thallophyta, yaitu istilah yang biasa digunakan untuk menyatakan
tumbuhan yang tidak berdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun. Sebagian
besar alga hidup di dalam air, baik air tawar maupun air laut meskipun ada
beberapa bentuk mampu hidup dalam lapisan-lapisan air dalam tanah, pada pepagan
pohon dan pada habitat serupa. Alga selalu menempati habitat yang lembab atau
basah dan cukup cahaya untuk melakukan fotosintesis. Salah satu habitat ekstrem
yang ditempati oleh alga adalah jaringan-jaringan dalam tubuh hewan seperti
binatang karang dan beberapa mentimun laut yang mengandung sel-sel alga dalam
jaringannya dan keduanya mendapat keuntungan dari hubungan simbiosisnya. Alga
merupakan kelompok yang masuk dalam golongan protista. Beberapa
jenis alga yang hidup secara bebas di dalam air dapat bergerak secara aktif
terutama yang bersel tunggal. Alga ini merupakan fitoplankton yang menyusun menjadi plankton.
Sebagian dari
alga yang hidup di habitat laut memiliki warna yang indah dan ada pula yang
dapat bercahaya. Hal ini diakibatkan karena pigmen-pigmen dari kromatofor (chromatophore) menyadap sinar matahari
untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Atas dasar warna yang dimiliki oleh
alga laut yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lain maka pembagian
kelas Thallophyta yang artinya
tumbuh-tumbuhan yang bertalus ini mengikuti warna yang dimilikinya termasuk
juga pembagian alga. Meskipun tubuh alga menunjukan perbedaan yang sangat
besar, akan tetapi semua selnya selalu jelas memiliki inti dan plastida yang di
dalamnya terdapat zat-zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil-a atau
klorofil-b atau keduanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat
warna lain, dan zat warna lain inilah yang justru kadang-kadang lebih menonjol
dan menyebabkan beberapa kelompok alga tertentu di beri nama atas dasar warna
tadi. Zat-zat warna tersebut seperti fikosianin (warna biru), fikosantin (warna
pirang), dan fikoeritrin (warna merah). Di samping warna-warna tersebit juga
biasa ditemukan zat-zat warna lain seperti santofil dan karotin.
Alga atau
ganggang memiliki sifat-sifat penting yang sama. Struktur perkembangbiakan dari
alga hampir selalu bersel tunggal, jika ada yang memiliki sel banyak maka
setiap komponen sel membentuk satuan reproduksi (baik sebagai zoospore maupun
gamet) dan tidak memiliki lapisan luar yang terdiri atas sel-sel steril. Ciri
pembeda lainya adalah alga tidak pernah menghasilkan embrio, yaitu zigotnya
tidak pernah berkembang hingga menjadi tumbuhan muda yang memiliki sel yang
banyak ketika masih terbungkus oleh alat kelamin betina. Sebaliknya, tumbuhan
yang tingkatnya berada di atas alga akan menghasilkan alat kelamin bersel
banyak yang diselimuti oleh sel-sel steril tempat embrio bersel banyak tersebut
berkembang.
B. Struktur
sel alga
Pengelompokan
variasi alga bersel satu yang didasarkan pada perbedanya, ternyata masih
memiliki banyak persamaan dalam tubuhnya. Penjelasan tentang ciri umum berikut
ini akan bermanfaat dalam pengenalan struktur sel alga pada umumnya.
- Dinding sel, pada alga sebagian dinding sel terdiri
atas selulosa dan sebagian besar lainya berisi komponen bergelatin berupa
polisakarida. Komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda pada tiap
alga. Pada alga yang bertipe koloni, komponen tersebut berfungsi untuk
menyatukan sel-sel manjadi satu. Sedangkan pada alga yang memiliki habitat
koloni yang mudah kekeringan ketika musim panas, dinding ini akan berfungsi
untuk menjaga agar sel tidak terjadi pengeringan.
- Kloroplas, alga merupakan kelompok tumbuhan
sehingga sudah jelas bahwa kloroplas ini juga dimiliki oleh alga baik
jumlahnya satu maupun banyak. Kloroplas pada alga memiliki banyak variasi
bentuk mulai dari seperti bentuk lensa yang kecil seklai sampai berbentuk
cawan yang besar. Bagian ini tidak selalu berwarna hijau, hal ini
dikarenakan warna komponen klorofilnya terhalangi oleh adanya
pigmen-pigmen lain. Lapisan pada kloroplas alga terdiri atas dua selaput
dibagian luar dengan satu system tilakoid. Lapisan ini pada dasarnya
memiliki struktur yang sama dengan struktur selaput pada tumbuhan
berbunga. Kloroplas terdiri atas satu atau lebih protein yang telah
terspesialisasi yang disebut dengan pirenoid. Pirenoid pada alga yang termasuk dalam divisi Chlorophyta
berhubungan dengan sintesis kanji yang terbentuk dalam matriks kloroplas.
Pirenoid juga terdapat pada alga dalam divisi lain, akan tetapi untuk
fungsinya sendiri belum diketahui karena polisakarida dan cadangan makanan
yang lain disintesis di luar kloroplas.
- Flagel, pada umumnya alga merupakan suatu kelompok
makhlu air maka tidak heran jika kebanyakan dari mereka dapat bergerak
atau jika tidak demikian maka tahapan perkembangbikanya yang bergerak.
Alga dapat bergerak disebabkan oleh adanya aktivitas organ baik satu
maupun lebih yang disebut bulu cabuk atau flagel. Flagel ini merupakan
granula dasar yang berada dalam sitoplasma yang kemudian muncul keluar
dari lubang yang ada pada dinding sel. Jika dilakukan pengamatan pada
flagel dengan menggunakan mikroskop electron maka akan terlihat sebuah
struktur komplek yang memiliki dua fibril pusat yang dikelilingi oleh
sebuah lingkaran fibril ganda. Pengamatan tersebut juga akan
memperlihatkan bahwa terdapat dua tipe bentuk flagel, yaitu cambuk dan
cambuk berjumbai. Flagel cambuk berjumbai memiliki tonjolan lateral yang
menyerupai bulu sedangkan flagel cambuk tidak memiliki tonjolan lateral
tersebut. Alga akan bergerak kearah atau menjauhi cahaya secara berturut-turut
yang disebut sebagai fotosintesis positif dan negative. Hal ini di
akibatkan karena sel fkagel memiliki bintik mata yang merupakan modifikasi
bagian kloroplas yanhg berisi pigmen karoten merah atau oranye seperti
pada Euglena.
- Mitokondria dan inti, bagian ini terdapat pada sel
dalam semua kelas alga kecuali pada kelas Cyanophyta, tetapi hal ini tidak perlu dinyatakan secara
khusus karena secara structural dan fungsional sama dengan tumbuhan
lainnya.
- Vakuola kontraktil, dari sebagian besar alga air
tawar yang sel-selnya berflagel memilliki sebuah vakuola kontraktil atau
juga bisa lebih yang digunakan untuk pengatur dalam proses osmosis.
Konsentrasi zat yang terlarut dalam air tawar yang velbih rendah dari pada
yang ada dalam sel menyebabkan air cenderung memasuki sel dengan cara
osmosis, akan tetapi karena adanya aktivitas vakuola kontraktil, maka akan
mengakibatkan kelebihan air yang masuk ke dalam sel dapat dikeluarkan
melalui aktivitas tersebut.
C. Perkembangbiakan
Alga
Alga atau
ganggang dapat berkembangbiak secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan
secara vegetative yang mencakup proses pemisahan bagian tumbuhan dan membentuk
individu baru tanpa pembentukan sel reproduksi khusus sebagai perkembangbiakan
aseksual. Beberapa ganggang bersel tunggal ada yang melakukan perkembangbiakan
secara pembelahan biner (binary fission) seperti yang terjadi pada Euglena. Pembelahan biner adalah suatu
pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi dua bagian yang sama yang
kemudian tumbuh dan membentuk individu baru. Perkembangbiakan aseksual selain
dengan cara vegetative juga terjadi melalui reorganisasi isi sel-sel tertentu
untuk menghasilkan sebuah spora atau lebih yang kemudian memisah dari sel
induknya. Meskipun terjadi beberapa macam spora yang terbentuk secara asaksual,
zoospora yang dapat bergerak adalah yang paling umum pada alga atau ganggang.
Perkembangbiakan
seksual yang terjadi pada alga terdiri atas peleburan dua gamet yang dihasilkan
dalam sel-sel vegetative biasa atau dalam yang khusus bermodifikasi yaitu gametangium.
Gamet dapat berupa sel yang hanya dapat tumbuh manjadi individu baru setelah
peleburan dengan gamet lain, dari peleburan ini dihasilkan zigot. Reproduksi
seksual pada alga dibagi menjadi dua tipe utama, tipe yang pertama yaitu
isogami, isogami adalah proses peleburan diri yang dilakukan oleh kedua gamet
yang dapat bergerak dan memiliki ukuran yang sama. Tipe yang kedua adalah anisogami, merupakan peleburan diri dari
kedua gamet yang dapat bergerak, tetapi salah satu dari gamet tersebut memiliki
ukuran yang lebih kecil dan lebih aktif dari gamet satunya. Gamet yang
berukuran lebih kecil disebut gamet jantan sedangkan gamet yang berukuran lebih
besar disebut sebagai gamet betina. Anisogami tersebut terjadi pada awal
evolusi diferensiasi seksual. Diferensiasi seksual yang lebih lanjut mengarah
ke oogami, yaitu peleburan sebuah gamet jantan berukuran kecil yang dapat
bergerak dengan gamet betina berukuran besar tetapi tidak dapat bergerak, oleh
karena itulah diferensiasi seksual tersebut di sebut oogami. Peleburan secara
seksual ini biasanya terjadi pada medium cair tempat tumbuhnya alga tersebut.
D. Klasifikasi
alga
Alga
merupakan kelompok tumbuhan rendah yang memiliki variasi yang beranekaragam dan
membentuk beberapa divisi di dalamnya. Ini menunjukan bahwa telah
berlangsungnya evolusi dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang rumit
secara bebas dalam masing-masing divisi yang terpisah. Divisi-divisi alga
dibedakan atas dasar:
1.
Sifat
kimia pigmen fotosintesisnya, termasuk klorofil dan pigmen tambahannya,
2.
Susunan
kimia dalam cadangan makanannya,
3.
Jumlah
dan tipe flagel pada sel yang bergerak dalam daur hidupnya.
Dari
penggolongan tersebut terdapat sifat tambahan seperti kandunag kimia dan
struktur dinding sel, tipe perkembangbiakan, dan morfologi alat
perkembangbiakan juga digunakan dalam pengklasifikasianya. Berdasarkan ketiga
penggolongan tersebut didapatkan hasil seperti berikut:
Divisi
|
Nama
umum
|
Pigmen
untuk fotosistesis
|
Cadangan
makanan
|
Flagel
|
CYANOPHYTA
|
Ganggang hijau-biru
|
Klorofil
Fitosianin
Fikoeritrin
|
Kanji
|
Tidak ada
|
EUGLENOPHYTA
|
Euglenoid
|
Klorofil a dan b
|
Paramilon
|
Satu atau lebih cambuk berjumbai
|
CHLOROPHYTA
|
Ganggang hijau
|
Klorofil a dan b
|
Kanji
|
Dua atau lebih cambuk
|
PHAEOPHYTA
|
Ganggang cokelat
|
Klorofil a dan c
Fukoxantin
|
Laminarin
|
Satu cambuk dan cambuk berjumbai
|
Saat ini alga
dapat diklasifikasikan menjadi tujuh divisi yang dianggap mewakili garis-garis
evolusi yang sejajar. Ketujuh devisi tersebut adalah Flagellate, Rhodophyceae, Chlorophyceae, Phaeophyceae, Diatomeae, Conjugatae, dan Charophyceae,.
Salah satu dari divisi ini yaitu Cyanophyta,
menurut pengertian terbatas harus dikeluarkan dari dunia tumbuhan karena dalam
anggotanya yang tidak seperti pada divisi lain mempunyai organisasi prokariota.
Sebuah divisi lain yaitu Euglenophyta
berada pada garis batas antara dunia tumbuhan dengan dunia hewan, akan tetapi
sering digabungkan dalam filum hewan Protozoa
untuk membentuk filum Protista.
Membahas divisi lain yaitu tiga divisi utama yang diantaranya adalah Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta
secara tegas merupakan anggota dunia tumbuhan dan semuanya tergolong dalam tipe
bersel banyak.
Daftar
pustaka
Loveless,
A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.
Gramedia.
Romimohtarto,
Kasijan dan Sri Juana. 2001. Biologi Laut (Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut). Jakarta: Djambatan.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1994. Taksonomi tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar