A. Kedudukan Pemahaman Peserta Didik dalam
Standar Kompetensi Guru
Menurut W.J.S Poerwodarminto (1994)
dalam kamus Bahasa Indonesia kata pemahaman berasal dari
kata “paham” yang berarti mengerti benar atau tanggap tentang suatu hal. Dari
pengertian tersebut maka kata pemahaman memiliki arti mengerti tentang hubungan
suatu ide dengan suatu persoalan. Menurut winkwel (1996) menyatakan bahwa
pemahaman peserta didik atau siswa adalah kemampuan untuk menangkap makna atau
arti dari bahan yang di pelajari. Pemahaman pada peserta didik dalam
pembelajaran sangatlah penting. Tercapainya pemahaman dari peserta didik dalam
proses pembelajaran juga merupakan fungsi dari adanya seorang pendidik. Dari
pemahaman tersebut, peserta didik di harapkan bisa menjelaskan sebagian atau
seluruh bahan pelajaran yang telah di sampaikan oleh pendidik. Bukan hanya itu,
tetapi mereka juga di harapkan bisa menerapkanya dalam kehidupan. Menurut Skemp
(1976) dalam Wahyudi (2001) tingkat pemahaman peserta didik ini bisa di bedakan
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1.
Pemahaman instruksional (instructional understanding)
Adalah tingkat pemahaman
peserta didik yang hanya meliputi tahu dan hafal saja, tetapi tidak mengetahui
bagaimana itu bisa terjadi dan bagaimana cara menerapkanya dalam kehidupan.
2.
Pemahaman relasional (relational understanding)
Adalah tingkat pemahaman
peserta didik yang tidak hanya meliputi tahu dan hafal saja, tetapi sudah
mengetahui bagaimana itu terjadi dan bagaimana cara menerapkanya dalam
kehidupan.
Dengan
demikian pemahaman yang paling baik adalah pemahaman rasional. Karena peserta
didik memang benar – benar tahu dan mengerti apa yang telah di sampaikan oleh
pendidik. Dan pemahaman seperti itulah yang seharusnya peserta didik terima.
B. Perbedaan Individual dalam
Pembelajaran
Setiap
peserta didik memiliki ciri khas masing
– masing dalam menerima pembelajaran dari pendidik atau guru. Ada yang suka
dengan metode menulis, mendengarkan, dan juga membaca. Dari perbedaan tersebut pendidik
harus mengetahui metode yang harus di gunakan karena hal itu dapat mempengaruhi
dalam pembelajaran mereka. Peserta didik akan mudah menerima pembelajaran jika
dalam pembelajaranya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Kesesuaian
tersebut akan membuat peserta didik menjadi semangat dan akan bekerja keras
dalam kegiatan itu sampai semua tugas – tugasnya terselesaikan. Ciri khas atau
kemampuan tersebut terkadang kurang di perhatikan oleh pendidik. Kebanyakan pendidik
di Indonesia menganggap mereka sebagai individu yang memiliki kemampuan yang sama.
Dari anggapan itu peserta didik akan susah untuk berkembang dan tidak akan
mampu memahami apa yang telah di jelaskan oleh pendidik.
Beberapa
manfaat pendidik mengetahui tingkat pemahaman peserta didik adalah sebagai
berikut :
1. Pendidik
akan mengetahui tahapan – tahapan perkembangan pola fikir peserta didik dari
mulai berani berbicara sampai menemukan kemampuan khususnya.
2. Pendidik
akan mengetahui bagaimana cara merespon prilaku dari peserta didik.
3. Pendidik
akan mengetahui berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal.
Pemahaman
peserta didik juga memiliki tingkat –
tingkatnya dalam memahani pembelajaran, yaitu antara lain :
1. Tingkat
rendah : pemahaman di mulai dari menerjemahkan
bahasa asing atau
bahasa Indonesia.
2. Tingkat
sedang : pemahaman yang memiliki
penafsiran menghubungkan suatu
bagian – bagian dengan peristiwa atau kejadian.
3. Tingkat
tinggi : pemahaman yang dapat
memperluas resepsi dalam arti waktu
atau masalahnya.
C. Jenis Perbedaan Individual yang Perlu
Mendapat Perhatian dalam Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran, setiap peserta didik mempunyai kemampuan dalam menyerap
pembelajaran yang berbeda – beda. Perbedaan itu membutuhkan perhatian dari pendidik
untuk membuat mereka mudah dalam menerima pembelajaran. Dari perbedaan tersebut
ada beberapa jenis perbedaan peserta didik yang perlu di perhatikan oleh pendidik
yaitu sebagai berikut :
1. Keras
hati
Sifat ini bisa di
sebabkan karena bawaan anak, perkembangan jiwa anak, dan kelahan – kesalahan
dalam pendidikan. Untuk mengatasi sifat ini, pendidik tidak boleh
memanjakannya, selalu memberikan larangan dengan cara lemah lembut sehingga
anak dapat membesarkan hati.
2. Keras kepala
Keras kepala ini dapat
muncul karena anak terlalu di manja, timbulnya iri hati, perasaan takut akn
sesuatu, dan kerkurngnya harga diri. Sifat ini bisa di atasi oleh pendidik
dengan cara mengetahi sebab – sebabnya dengan teliti sehingga pendidik dapat
bertindak dengan tepat dan bijaksana.
3. Anak
manja
Adanya sifat manja ini
dapat menyebabkan beberapa hal antara lain : anakk akan memiliki sifat
mementingkan diri sendiri, kurangnya rasa tanggung jawab pada diri mereka, serta
selalu berusaha menarik perhatian pendidik atau teman - temanya. Cara yang
tepat untuk mengatasinya adalah dengan cara menanamkan rasa sosial dalam diri
anak dan mendidik anak untuk bersifat mandiri.
4. Perasaan
takut
Sifat seperti ini bisa
di sebabkan karena kurangnya rasa percaya diri pada anak, selalu berfikir yang
aneh – aneh, dan adanya sesuatu yang tidak di ketahuinya. Cara yang tepat dalam
mengatasinya adalah dengan mengenalkan anak pada sesuatu yang di takutinya,
membangun rasa percaya diri dalam dirinya, serta mengusahakan selalu dekat
denganya.
5. Agresi
Merupakan sikap marah
atau jengkel akan sesuatu. Sikap ini timbul karena adanya keinginan yang tidak
terpenuhi, iri hati, di hina oleh orang lain, serta adanya batasan akan
kebebasanya. Sifat seperti ini dapat di atasi dengan memberikan nasehat atau
pengertian pada dirinya sehingga ia mengerti dan lapang hati untuk menerimanya.
6. Frustasi
Frustasi bisa disebut
juga dengan putus asah. Frustasi adalah keadaan jiwa atau batin seseorang yang
dalam keadaan tidak seimbang. Sifat ini bisa di akibatkan karena adanya rasa
ketidak puasan akan sesuatu. Dalam menangani sifat ini pendidik harus
memberikan nasehat atau pemahaman yang di sertai dengan motivasi untuk
membangkitkan semangatnya.
Dari
beberapa perbedaan sifat itu, perhatian pendidik memang sangatlah penting dan
strategis di terapkan dalam proses pembelajaran serta dapat mengembangkan
kemampuan mereka. Untuk meningkatkan pemahaman konsep pada
peserta didik maka perlu ada
beberapa prinsip yang harus di perhatikan oleh pendidik (syayidah,2010), yaitu
sebagai berikut :
1. Perhatian
: menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan tidak monoton serta melibatkan seluruh
siswa dalam tanya jawab.
2. Relevansi
: menjelaskan relevansi pelajaran dengan manfaat dan kebutuhan setelah mengikuti pelajaran.
3. Percaya
diri : menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik dengan menjelaskan pelajaran
dari mulai yang mudah terlebih dahulu
kemudian ke yang sukar.
4. Kepuasan
: memberi kepercayaan pada peserta didik yang menguasai konsep tertentu untuk membantu teman -
temanya dan memberi pujian atas
keberhasilanya.